Archive for January, 2010

Steik Babi Ala Rumah Makan Bergaya Kumpeni
January 9, 2010

Emang ya, satu hal itu kalo direncanain kelamaan, seringnya suka nggak terwujud. Nah, perkunjungan  kali ini,serius nggak membutuhkan negosiasi alot soal waktu. Hanya dari ajakan, “Steik Babi yuk.”kemudian dijawab “Yuk.” Dan jadilah kami (saya, Theo dan Echi ke lokasi.)

Anyway, kali ini yang dikunjungi adalah Snoephuis atau Sumber Hidangan yang terletak di jalan Braga No. 20-22, Bandung. Menurut plang yang tertera di sana, tempat ini didirikan tahun 1929. Bok, jaman ABG banget ya (Angkatan Belanda Gila Gitu). Tempat ini memang masih mempertahankan kekunoannya, dari bangunan luar, interior, kursi, meja, etalase dan lain-lain. Eh, di kasirnya,masih ada mesin hitung jadul banget, dulu saya pernah tanya, dan penjaganya bilang mesin itu masih bekerja dengan baik, cuma nilai paling besar yang bisa terhitung di sana…

….Rp.1000. 😀

Sebenarnya tempat ini nggak mengkhususkan diri untuk makanan yang mengandung babi, malah orang lebih mengenalnya sebagai toko roti, cuma ya ada ruangan yang bisalah dikategorikan sebagai restoran. BTW, untuk harga, nggak mahal kok, nggak ada tuh harga makanan yang mencapai lima puluh ribuan. Bahkan yang belasan ribu pun masih ada. Oh ya, di sana dijual juga es krim.  Buat saya enak, nggak creamy seperti es krim pabrikan, tapi masih ada butir-butir es-nya. Kalau beli es krim, pilih deh TUtti Frutti. Es krim vanilla dengan taburan buah peach,apel dan pear.

Oke, cukup soal es krim. Steik Babi ini menjadi salah satu menu di sana (Harganya Rp.25.000,-). Kami bertiga memesan menu yang sama. Beberapa menit kemudian, muncullan pelayan dengan membawa hidangan seperti ini rupanya :

Steik Babi Snoephuis Itu

Dagingnya digrilled kering (Nggak yakin juga, digrilled kah?), sehingga berasa agak-agak crunchy pas dikunyah. Enak, gurih tapi buat gue sausnya yang berwarna cokelat tua itu terlalu manis,cuma kata Theo, biasanya nggak segitu manisnya. Baiklah, mungkin kami sedang sial saja. Dan seperti steik-steik pada umumnya, daging tersebut dilengkapi dengan kentang goreng — yang bukan dari kentang siap olah supermarket — rebusan wortel, buncis, tomat dan slada.

Oh ya, makannya sih cuma sekitar setengah jam, sisanya….motret. Yup, banyak banget objek yang bisa difoto di sana. Kebetulan Echi lagi mood banget motret, jadi aja, selain mengobrol ditemani kopi susu (saya dan Theo), Echi sibuk jelalatan dan mondar-mandir ke sana kemari demi mendapatkan foto yang menarik. Cuma, kalau untuk tempat nongkrong, nggak begitu asyik, terlalu ‘dingin’ dan kaku.

(Er, semoga Echi berbaik hati mau ‘meminjamkan’ fotonya untuk dipajang di sini.)

Secara keseluruhan, oke lah.

Dan beberapa jam kemudian, kami pun keluar dari sana…. dan melanjutkan nongkrong di tobucil. Doh.

———————

Tentang Jl. braga : di sini

Turut Berduka Cita untuk Lapo Siagian
January 6, 2010

Mewakili penulis yang lain, saya mengucapkan turut berduka cita atas musibah yang menimpa Lapo Siagian. Bagi yang belum tahu, Lapo Siagian mengalami musibah kebakaran beberapa minggu lalu. Tadi saya sempat mampir untuk melihat situasi terakhir. Sekarang di lapo ini sedang dilakukan pembangunan kembali. Menurut warga sekitar, Lapo ini tutup sampai pembangunan selesai (jadi gak dipindah, maksudnya).

Puing puing Lapo Siagian

Semoga pembangunan kembali bisa cepat diselesaikan dan kita bisa kembali menikmati hidangan dari lapo ini. 🙂

Lokasi Lapo Siagian dapat dilihat di sini.

Lima Serangkai
January 2, 2010

Lima Serangkai merupakan sebutan untuk keanekaragaman marga dalam budaya Batak Karo. Sebutan ini digunakan sebagai nama oleh sebuah restoran yang terletak di Jalan Suci, Bandung. Restoran ini merupakan restoran makanan khas Batak Karo yang paling terkenal di Bandung.

Rumah Makan Lima Serangkai

Beberapa hari lalu saya sedang berada di Jalan Suci untuk mengurus perpanjangan paspor di kantor imigrasi. Jadilah saya makan siang di restoran ini. Sudah sangat lama tidak makan di Lima Serangkai. Rindu rasanya mengingat masa tingkat pertama di kuliah sering makan di sini.

Menu yang paling terkenal di restoran ini adalah Babi Panggang. Sebenarnya menu-menu masakan Karo sangat beragam tapi entah kenapa yang paling disukai adalah Babi Panggang Karo. Menu ini sederhana, hanya terdiri dari daging babi dipanggang, sup, sayur singkong yang dihaluskan, serta bumbu sambal yang dibuat dari darah babi.

Babi Panggang Karo

Mungkin beberapa orang tidak bisa memakan bumbu sambal ini karena larangan kesehatan, alergi, atau larangan kepercayaan. Meski demikian rumah makan ala Karo umumnya menyediakan sambal cabai tumbuk biasa. Jadi jangan terlalu takut untuk mampir di rumah makan Karo.

Selain dari menu Babi Panggang Karo, rumah makan ini juga menyediakan menu lain seperti Sosis Babi dan Arsik Ikan Mas. Karena saya datang sendiri, saya tidak memesan beberapa menu lain. Tapi kedua menu itu sangat saya rekomendasikan jika anda mampir ke sini.

Saat saya datang ke sana kemarin, saya cukup kaget karena yang sedang makan di sana datang dari banyak etnis. Mungkin saat itu saya sendiri yang orang Karo. Oleh karena itu saya yakin menu ini masih bisa diterima oleh lidah non Karo. Oh ya, untuk anda yang datang dari daerah Tanah Karo dan sekitarnya akan saya beri sedikit peringatan. Rasa babi panggang di restoran ini (atau di Bandung secara umum) agak berbeda dengan yang ada di tempat asalnya. Bumbu yang digunakan sedikit lebih manis dan tidak sepedas yang biasa saya rasa di sana. Jadi jangan kaget. 🙂

Sirup Markisa

Terakhir, saya merekomendasikan sebuah menu minuman yang sangat saya sukai yakni sirup markisa. Sirup markisa di sini sepertinya didatangkan langsung dari Sumatera Utara sana. Dan mereka juga sepertinya menjual sirup markisa dalam bentuk botol sehingga bisa anda sajikan di rumah.

Lokasi rumah makan ini dapat dilihat di sini.